Keempat muslimah itu diundang untuk membagi pengalamannya selama berada di AS. Menurut Duta Besar AS Robert O Blake, mereka dipilih karena prestasi yang sudah ditorehkan.
Merayakan Hari Perempuan Internasional, Kedutaan Besar Amerika Serikat mengundang empat muslimah Indonesia.
Empat muslimah itu yakni penulis dan sutradara Hanum Rais, Direktur Eksekutif The Habibie Center Rahimah Abdul Rahim, Komisioner HAM Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Ruhaini Dzuhayati dan jurnalis Republika Yeyen Rostiyani.
Keempat muslimah itu diundang untuk membagi pengalamannya selama berada di AS. Menurut Duta Besar AS Robert O Blake, mereka dipilih karena prestasi yang sudah ditorehkan.
"Mereka diundang karena memiliki prestasi dan pengalaman selama di Amerika," kata Robert di Jakarta, Selasa, 8 Maret 2016 lalu.
Salah seorang pembicara, Rahimah, membagikan kisah hidupnya selama tinggal di AS. Dia memiliki tiga pengalaman penting selama tinggal di AS.
"Saya kecil pernah tinggal di sana, kemudian bekerja di kongres, dan baru-baru ini mendapatkan kesempatan studi doktoral di sana," ucap Rahimah.
Sewaktu kecil inilah dia pernah mendapat pengalaman spesial mengenai persinggungan dirinya sebagai Muslimah dengan penganut kepercayaan lain.
"Pengajar saya mengucapkan salam kepada saya. Padahal, dia seorang Yahudi," ucap dia.
Pengalaman menakjubkan juga dialami oleh Yeyen. Kala itu, media asing sedang menyudutkan Islam karena tragedi di Menara WTC.
"Nyatanya, saat saya salat Jumatan di Detroit, semuanya (ceramahnya) menggunakan bahasa Arab," ujar Yeyen.
Bagi Ruhaini, acara berbagi pengalaman seperti ini sangat penting untuk menambah pembendaharaan pengetahuan mengenai toleransi beragama. Sebab, masyarakat di Indonesia sering masih menganggap pemeluk agama lain dengan prasangka.
"Seharusnya yang dimunculkan adalah rasa ingin tahu untuk mempelajari, bukan saling berprasangka," tambah Ruhaini.
